PENGAJARAN MEMBACA
BAHASA INDONESIA DIKELAS 1
PADA SEKOLAH DASAR
NEGERI 7 MERPAK
Oleh :
DONNY GUDUT, S.Pd.SD
SEKOLAH DASAR NEGERI 7 MERPAK
KECAMATAN PINOH UTARA KABUPATEN
MELAWI
KALIMANTAN BARAT
2013
ABSTRAK
Pengajaran
membaca dikelas 1 SD merupakan pengajaran membaca permulaan. Tujuan pengajaran
pada tahap membaca permulaan di kelas 1 ini, terutama ditekankan pada kemampuan
membaca teknik yang masih terbatas pada kewajaran lafal dan intonasi. Siswa
mampu membaca kata-kata dan kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang
wajar.
Nah,
sekarang penulis mengajak pembaca melihat sejenak bagaimana pengajaran membaca
Bahasa Indonesia di Kelas 1 pada SDN 7 Merpak.
PENDAHULUAN
Mengapa penulis menulis tema Pengajaran
Membaca Bahasa Indonesia di Kelas 1 pada SDN 7 Merpak ? Membaca
merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis, yang bersifat reseptif.
Semua yang diperoleh melalui bacaan itu akan memungkinkan orang tersebut mampu
mempertinggi daya pikirnya,mempertajam pandangannya, dan memperluas wawasannya.
Dengan demikian maka kegiatan membaca merupakan kegiatan yang sangat diperlukan
siapapun yang ingin maju dan meningkatkan diri
Apa yang menarik ? Sebagai kemampuan
yang mendasari kemampuan berikutnya maka kemampuan membaca permulaan
benar-benar memerlukan perhatian guru ; sebab, jika dasar itu tidak kuat, pada
tahap membaca lanjut siswa akan mengalami kesulitan untuk dapat memiliki
kemampuan membaca yangmemadai. Oleh karena itu guru kelas 1 haruslah berusaha
sungguh-sungguh agar ia dapat memberikan dasar kemampuan membaca yang memadai
kepada anak didik. Kemudian prinsip yang paling mendasar ialah bahwa
pembelajaran membaca akan menjadi optimal jika diusahakan berada dalam konteks
yang bermakna (Smith,lewat Busching dan Schwartz, 1983;10).
Hal
inilah yang membuat penulis tertarik menulis karena kegiatan yang dilakukan
oleh anak-anak,pengalaman berkomunikasi secara aktif,dan proses berpikir yang
mereka alami membuat mereka menjadi pembaca dan pendengar yang cerdas, serta
pembicara dan penulis yang pandai. Apabila pengajaran membaca tidak bermakna
bagi anak-anak atau tidak memiliki tujuan yang jelas, anak-anak akan gagal
dalam belajar.
TUJUAN PENULISAN
Penulisan
ini dimaksudkan untuk menggambarkan pengajaran membaca Bahasa Indonesia di
Kelas 1 pada SDN 7 Merpak, pengajaran yang digunakan oleh guru bergantung pada
kemampuan guru itu mencari akal atau siasat agar proses belajar mengajar dapat
berjalan dan berhasil dengan baik.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
pendahuluan dimuka maka dianggap perlu untuk melakukan penelitian mengenai Pengajaran
membaca Bahasa Indonesia di kelas 1 pada SDN 7 Merpak yang paling tepat. Dengan
diidentifikasinya pengertian yang paling sesuai, kemudian dapat dilakukan
pengukuran-pengukuran yang dapat dijadikan dasar untuk perbaikan system di masa
yang akan datang dan seterusnya. Sehubungan dengan hal tersebut,pertanyaan yang
perlu dijawab adalah apakah cara pengajaran membaca juga merupakan masalah yang
perlu diperhatikan oleh guru, dan dalam
batasan pengertian yang bagaimana. Jika ya, maka bagaimana cara yang paling
tepat untuk mengukurnya serta apa factor-faktor yang mempengaruhi seseorang
siswa itu menjadi siswa yang berhasil.
PENGAJARAN MEMBACA
BAHASA INDONESIA DI KELAS 1 PADA SDN 7 MERPAK
1.
Gambaran
singkat SDN 7 Merpak
Sekolah
Dasar Negeri 7 Merpak merupakan sekolah yang berada jauh dari perkotaan
(sekolah terpencil) yang terletak di Desa Merpak Kecamatan Pinoh Utara
Kabupaten Melawi Propinsi Kalimantan Barat, jarak tempuh menuju ke Desa
tersebut memerlukan waktu 4 jam lamanya menggunakan sepeda motor dikarenakan
akses jalan yang susah dilewati yaitu menyeberang sungai melawi dan tanah
berlumpur yang sangat parah.
Jumlah
tenaga pengajar (guru) pada sekolah tersebut sebanyak 4 orang guru PNS dan 1
orang guru honor BOS atau komite, jumlah murid sekarang berjumlah 67 siswa. 4
guru PNS tersebut semuanya adalah laki-laki yang berasal dari daerah lain yang
ditugaskan pemerintah pada sekolah tersebut sedangkan yang 1 guru honor adalah
perempuan yang kita angkat dari SDM masyarakat setempat. Sebenarnya ada guru
perempuan yang ditugaskan pemerintah pada sekolah tersebut tetapi itu semua
berlangsung tidak lama mereka memilih untuk pindah ketempat lain,alasannya
karena jarak tempuh yang sangat jauh serta sarana dan prasarana yang kurang
memadai.
Sekolah
tersebut memiliki 2 perumahan dinas guru yang terbuat dari papan yang sudah
berdiri lama sehingga sudah hampir tumbang atau roboh, 2 ruang WC, dan 3 ruang
kelas,siswa harus terpaksa mengisi 1 ruang menjadi 2 kelas. 2 lokal perumahan
dinas guru ditempati oleh 2 orang guru PNS yang sudah lama mengajar sedangkan 2
orang guru PNS harus mengisi bekas bangunan balai desa yang sudah rapuh dan
atapnya sudah bocor, saat turun hujan kedua guru tersebut harus mengungsi
ketempat lain.
Kegiatan
sekolah di SDN 7 Merpak rata-rata hanya 24 jam perminggu, bearti hanya 4 jam
per hari. Pelajar akan masuk sekolah pukul 08.00 dan pulang pukul 11.00.
mengapa demikian ? hal ini adalah sesuai kesepakatan antara pihak sekolah
dengan masyarakat setempat karena memperhatikan faktor jarak tempuh siswa
bersekolah dari dusun lain yang menggambung dengan berjalan kaki 2 jam lamanya
dari rumah menuju kesekolah, pihak sekolah pernah mencoba mengikuti program
pemerintah seperti sekolah yang diperkotaan dengan waktu belajar yang efektif
tetapi itu hanya tidak berlangsung lama karena banyak siswa yang berhenti atau
tidak mau sekolah, oleh karena itulah pihak sekolah memperhatikan serta
menimbang segala aspek keputusan.
Guru-guru
di sekolah tersebut menggunakan kurikulum dan silabus sesuai dengan visi dan
misi sekolah yang di atur oleh pemerintah. Walaupun banyak sekali faktor yang
menjadi keterbatasan tetapi guru-guru yang ada di SDN 7 Merpak dengan semangat
memberikan layanan pendidikan kepada siswa sehingga telah terbukti sekolah
tersebut telah meluluskan beberapa alumni atau tamatan SD tersebut.
2.
Pengajaran
Membaca Bahasa Indonesia di Kelas 1 pada SDN 7 Merpak
Sebagai
halnya berbicara, kemampuan awal dalam membaca mungkin diperoleh melalui
interaksi sosial tidak melalui pembelajaran secara formal. Dalam kegiatan
membacakan cerita yang dilakukan oleh orang tua, tampak baik guru maupun anak
berpartisipasi dalam kegiatan sosial.Guru memnggunakan berbagai teknik agar
anak memusatkan perhatian, mengajukan pertanyaan,dan mendorong agar anak
mencoba membaca.
Di
samping kegiatan membaca yang dilakukan guru, acara televisi ada yang
bermanfaat untuk pengembangan literasi (kemampuan baca tulis). Perkembangan
membaca pada fase pramembaca yang terjadi pada anak kelas 1, anak-anak mempelajari
perbedaan huruf dan perbedaan angka sehingga kemudian dapat mengenal setiap
huruf dan setiap angka, guru terlibat aktif sehingga anak memusatkan pada kata
lepas dalam cerita sederhana.
Materi pembelajaran
membaca yang harus dilakukan guru, adalah :
Semester 1
a.
Persiapan (Pramembaca)
Pada tahap persiapan ini
kepada siswa diajarkan :
1. sikap duduk yang baik
2. cara meletakkan/memnempatkan buku di
meja
3. cara memegang buku
4. cara membalik halaman buku yang tepat
5. melihat/memperhatikan gambar atau
tulisan
b.
setelah pramembaca, diajarkan :
1. lafal dan intonasi kata dan kalimat
sederhana (menirukan guru)
2. huruf-huruf yang banyak digunakan
dalam kata dan kalimat sederhana yang sudah dikenal siswa (huruf-huruf
diperkenalkan secara bertahap sampai dengan 14 huruf)
(a) a,i,m, dan n ; misalnya kata ini,mama
kalimat :ini mama
(b) u,l,b, misalnya kata : ibu, lala,
kalimat : ini ibu lala
(c) e,t,p, misalnya kata : itu, pita, ema
; kalimat : itu pita ema
(d) o, d, misalnya kata : itu, bola,
didi; kalimat : itu bola didi
(e) k,s, misalnya kata: kuda,papa,satu;
kalimat: kuda papa satu
3. kata-kata baru yang bermakna ( menggunakan huruf-huruf yang sudah dikenal), misalnya : toko,
ubi, boneka, mata, tamu
Semester 2
1. lafal
dan intonasi kata yang sudah dikenal dan kata baru (huruf yang
diperkenalkan 10 sampai 20 huruf)
misalnya: huruf baru :h,r,j,g,y
kata baru :
hari,gula,baju,buaya
2.
puisi yang sesuai dengan tingkat
kemampuan dan usia siswa
Misalnya : boneka
Itu bonekaku
Bonekaku baru
Hadiah dari ibu
Hadiah ulang tahunku
3. bacaan lebih kurang 10 kalimat (dibaca dengan lafal dan intonasi yang wajar)
Misalnya: itu ibu Nina
4. kalimat-kalimat sederhana (untuk dipahami isinya)
Misalnya : Ari dan Tuti
pergi ke toko
3.
Diskusi
atau membahas data yang ditemukan
Diskusi
merupakan alat evaluasi yang cukup baik. Dengan mengikuti keinginan siswa, dan
guru tidak memaksakan kehendaknya sendiri, diskusi memungkinkan guru memahami
siswanya sebagai pembelajar dan membimbing mereka menghubung-hubungkan
kemampuan berbahasa mereka.
Pengajaran
membaca dikelas 1 SD merupakan pengajaran membaca permulaan. Tujuan pengajaran
pada tahap membaca permulaan di kelas 1 ini, terutama ditekankan pada kemampuan
membaca teknik yang masih terbatas pada kewajaran lafal dan intonasi. Siswa
mampu membaca kata-kata dan kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang
wajar.
Yang
menimbulkan masalah ialah tidak ada pedoman yang jelas mengenai bagaimana lafal
serta intonasi yang tepat. Oleh karena itu yang dipakai sebagai pedoman ialah
kewajaran ; wajar, tidak dibuat-buat dan tidak terlalu menunjukan cirri
kedaerahan. Melalui pengajaran membaca, siswa diharapkan mampu menyuarakan
tulisan dengan lafal dan intonasi yang wajar.
KESIMPULAN
Dalam
kegiatan pengajaran apabila guru hendak mengadakan evaluasi misalnya saja
mengevaluasi kemampuan siswa membaca kalimat sederhana, ia memerlukan data
tentang kemampuan membaca itu. Untuk memperoleh data tersebut, ia perlu
menggunakan alat pengukur misalnya dengan member tugas membaca kalimat-kalimat
sederhana. Dari hasil pemberian tugas itu, guru memperoleh data tentang
kemampuan membaca siswa. Setelah data diperoleh, guru dapat memberikan evaluasi
tentang tingkat kemampuan siswa dalam hal membaca kalimat.
Salah
satu cara mengevaluasi membaca ialah meminta siswa memilih bagian buku yang
disenangi yang baru saja mereka baca, untuk dibacakan di depan kelas. Guru
dapat pula membuat fotokopi bagian suatu buku yang telah dibaca oleh siswa
kemudian meminta siswa membacanya di depan kelas.
Setiap
kali guru akan mengajar tentu mempersiapkan diri dengan menyusun program.
Berdasarkan program yang telah dibuat itu, ia menyusun persiapan mengajar.
Ada dua hal yang harus
diperhatikan dalam penyusunan program, yakni alokasi waktu dan identifikasi
bahan pembelajaran (menurut Murkhan 1995:7-8).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar